Biografi Soekarno

Tags



Soekarno   adalah salah seorang  proklamator, pencetus Pancasila sekaligus bapak bangsa. Lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Karena sering sakit-sakitan, maka saat berumur lima tahun, namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo. Ibunya adalah Ida Ayu Nyoman Rai, keturunan bangsawan Bali. Masa kecil Soekarno dihabiskan di Tulung Agung bersama kakeknya, Raden Hardjokromo.  
 
Soekarno berasal dari keluarga priyayi  rendahan, ayahnya seorang  guru. Kedudukan sosial ekonomi keluarganya  hanya agak sedikit lebih baik. Pendidikan Soekarno  menempatkannya dalam kalangan  dalam kalangan atas masyarakat Indonesia. ELS ( Sekolah Dasar Belanda), HBS ( Sekolah Menengah Belanda), tamat tahun 1921, ketika Soekarno memulai karir politiknya hanya sedikit orang Indonesia yang mempunyai ijasah HBS. Lebih sedikit lagi  jumlah orang Indonesia  tamatan  universitas  seperti Soekarno. 

Selama masa sekolah di  HBS  soekarno berdiam di rumah HOS Tjokroaminoto, pemimpin syarikat Islam yang kharismatik. Setelah tamat HBS  di tahun 1921  sebenarnya Soekarno dapat  langsung  terjun ke masyarakat  misalnya menjadi pemimpin politik karena dasar-dasarnya sudah ada. Tetapi Soekarno  memilih meneruskan studinya ke  Technische Hoge School (THS) sekarang ITB. 

Masa belajar di THS  digunakan Soekarno seluruhnya untuk menelan  buku-buku mengenai Nasionalisme, marxisme, persoalan-persoalan internasional dan sejarah. Pengaruh buku-buku ini  terlihat dalam pidato pembelaannya di depan pengadilan kolonial(1930) yang terkenal dengan judul “ Indonesia Menggugat”. Pengetahuannya mengenai Indonesiaterlihat dari kutipan-kutipan para sarjana kenamaan pada zamannya. Namun kesadaran akan nasib Indonesia diperoleh melalui  pemikir-pemikir marxis baratyang tergolong dalam sosio demokrasi. Namun harus diingat  bahwa pidato “ Indonesia Menggugat” di ucapkan dan ditujukan kepada hakim-hakim  Belanda dan secara tak langsung  kepada rakyat Indonesia terutama golongan cendikiawan.

Tahun 1926 Soekarno tampil  untuk menjadi pemimpin politik, pekerjaan sebagai asisten di THS di tolaknya. Soekarno malahan mendirikan  PNI ( Partai Nasional Indonesia) sebagai jawaban  bagi tawaran kerja samadari pihak Belanda. Pada waktu itu pergerakan Indonesia dalam keadaan suram. Keanekaragaman masyarakat Indonesia, sukuisme, agama dan isme-isme lainnya serta konflik sosialmenggoncangkan pergerakan ini.

Pada  tahun 1926 Soekarno  menerbitkan tulisan pertamanya  yang matang dalam Indonesia Muda: “ Nasionalisme, Islamdan Marxisme”. Pikiran pokok di sini  adalah nasionalismenya. Dengan  cermat Soekarno melihat  bahwa suatiu ide nasionalisme  yang lebih dipertajam dengan tujuan-tujuan yang jelas  akan dapat diterima  semua dalam keadaan pergerakan pada waktu itu. Tulisannya terutama ditujukan kepada  elit pergerakan  dan bukan kepada rakyat. 

Sukarno dalam tulisannya tadi  mencoba meyakinkan  golongan-golongan Islam dan nasionalis  untuk tidak  Marxis phobi. “ Saya bukan orang komunis ,saya tidak memihak saya hanya menghendaki persatuan, persatuan Indonesia dan persaudaraan di antara berbagai gerakan”. Persatuan ini akan merupakan jembatan emas yang mengantar ke gerbang pintu kemerdekaan. Soekarno melihat rakyat  ini sebagai suatu kelompok yang tidak terbagi-bagi  dalam kelas  tetapi massa yang takberbeda-beda, aliran serta isme-ismelah yang membagi masyarakat dan bukan kedudukan sosial ekonomi.

Soekarno mendefinisikan konsepsi rakyatnya lebih lanjut dengan melahirkan marhaenisme. Pada suatu waktu  Sukarno berjalan-jalan  di desa dan bertemu  dengan seorang petani. Ketika di tanya siapa yang memiliki  tanah yang sedang dikerjakan , sang petani menjawab, “milik saya” katanya lagi siapa yang memiliki pacul itu, “milik saya” katanya lagi siapa yang memiliki alat-alat pertanian itu, “ milik saya” jawab petani sekali  lagi. Petani itu bernama Marhaens. Jelas. Kata Sukarno. Si petani tidak menjual tenaganya  pada majikan  sebagai seorang proletar. Si petani memiliki alat-alat produksi, panen adalah panennya  sendiri, akan tetapi petani marhaen itu tetap miskin. Usahanya hanya sekedar untukmelangsungkan hidup dari harta   miliknya. Rakyat Indonesia menurut Sukarno adalah jutaan marhaen-marhaen seperti itu. Kemiskinan mereka  ini adalah karena  kolonialisme.

Yang menarik disini adalah  bahwa fokus Soekarno  mengenai rakyat adalah  sebenarnya “entrepreneur kecil” , Sukarno mengabaikan golongan-golongan lain seperti lurah, pamong desa atau marhaens-marnaens lain  yang mempunyai milik lebih besar. Pun tidak dipersoalkan Sukarno  jutaan rakyat yang  tidak memiliki tanah  tetapi kerja sebagai penggarap atau buruh tani. Bagi Sukarno  yang menjadi pertimbangan utama  untuk melancarkan konsepsi marhaen  adalah  buat  meyakinkan elit Indonesia yang terdidik  untuk menghilangkan konsepsi-konsepsi mereka sendiri mengenai rakyat. Konsepsi-konsepsi tradisional kaum elit ini  mengenai rakyat seperti tercantum dalam  kata-kata “ rakyat bodoh, kampungan, orang dusun”. Konsepsi elit ini di dobrak dan diganti  dengan istilah marhaen sebab proletar tidak cocok malah akan mengagetkan elit.

Mengapa  Sukarno ditangkap pada tahun 1930 salah satu sebabnya adalah karena pemakaian bahasa yang keras, sering memakai kata revolusi atau istilah-istilah yang radikal. Katanya nada pidato-pidatonya yang keras adalah untuk membangkitkan   semangat rakyat. Pemakaian  bahasa radikal bagi Sukarno  adalah alat seorang politikus untuk menggelorakan semangat rakyat dengan mana diisi  keberanian serta kepercayaan  akan hari depan.
Gaya kepemimpinan Sukarno akhirnya membawa keretakan  dalam kalangan pergerakan nasional  yaitu antara Soekarno di  satu pihak  dan Hatta serta Sjahrir di pihak lain. Kedua yang terakhir menekankan  pembentukan kader dan kursus-kursus politik. Mereka melihat Soekarno kurang memperhatikan bidang ini. Keretakan  antara Soekarno dan Hatta- Sjahrir  semakin mendalam, tindakan sewenang-wenang Soekarno  dilihat sebagai hasil  gaya kepemimpinan Sukarno  yang menyebabkan struktur partai  demokratis. 

Sjahrir  mengatakan bahwa kepemimpinan Soekarno  itu seperti orang yang memberikan jimat-jimat  kepada rakyat  dan membangkitkan perang jihad. Ketika Belanda sekali lagi memukul pergerakan nasional dalamtahun 1933, Soekarno di buang ke Endeh Flores dan yang lain di buang ke Digul, Irian Jaya.

Apa sebenarnya yang menyebabkan  perbedaan  antara ketiga pemimpin ini, mungkin pengalaman mereka berbeda. Sukarno tidak pernah berada di luar negeri , dia bertumbuh sendiri dan beraksi sendiri. Sedangkan Hatta dan Sjahrir  melihat dan mempelajari struktur partai-partai di Belanda. Ada faktor lain  yang lebih penting   yang menyebabkan perpecahan, Soekarno percaya kepada rakyat  sedangkan Sjahrir melihat bahwa  bahwa rakyat  berada dalam cengkraman  feodalisme.

Peranan Soekarno  dan Hatta  yang bersatu kembali, bahwa mereka bekerja sama dengan jepang  mau disamakan  dengan  para kolaborator jerman di Eropa tidak tepat  sebab keadaan Indonesia lain  dengan Negara-negara merdeka di Eropa. Yang memecah belah tokoh-tokoh  revolusi pada waktu itu  bukan persoalan  “kolaborasi” dwi tunggal, tetapi cara memproklamirkan kemerdekaan  dan cara merebut kekuasaan dari Jepang. 

Benedict Anderson, sejarawan  tahun pertama revolusi Indonesiamenulis bahwa pada saat kritis proklamasi  elit politik Jakarta dibagi dalam dua golongan, Sukarno- Hatta di satu pihak  dan mereka yang disebut  tokoh-tokoh politik sebelum perang dan kaum pemuda di pihak lain, yang diwakili oleh Adam Malik, Chaerul Saleh, BM Diah, Wikana  dan lain-lain. Kaum muda ingin merebut kekuasaan dari Jepang dengan cara kekerasan. Menurut Sukarno – Hatta persoalannya  bukan  Jepang tapi Belanda. Untuk apa menjatuhkan  korban-korban dan pertumpahan darah yang sia-sia.

Tahun 1950 Kemerdekaan Indonesia di capai , dari Republik Indonesia Serikat  menjadi Republik Indonesia. Soekarno menjadi presiden dari pemerintahan parlementer, yaitu presiden konstitusional.  Namaun dalam batinnya sendiri  Sukarno merasa  dia adalah presiden  bekas Hindia Belanda, Irian Barat masih ditangan Belanda, perusahaan Belanda masih berkuasa.  Dan  Indonesia adalah uni dari kerajaan Belanda. Militansi Sukarno dan pidato-pidatonya  yang berkobar-kobar menggerakan  hati rakyat. Namun kalau dalam  zaman revolusi  halsemacamini demikian berguna, sekarang dianggap sebagai ancaman  bagi kesetabilan Negara baru. Sukarno tak henti-hentinya menuntut Irian Barat dikembaikan, bubarkan uni, nasionalisir perusahaan-perusahaan Belanda. Banyak elit politik Indonesia  melihat tindakan Sukarno  sebagai suatu ancaman.  Yang menjadi salah satu sebab timbulnya perpecahan dikalangan elit politik Indonesia. Perpecahan elit pilitik Indonesia ini ditandai oleh perpecahan antara Soekarno dan Hatta. 

Hasil pemilihan umum 1955  menambah kegawatan karena banyaknya partai, dan hasil yang dicapai PKI menambah runyamnya keadaan. Sukarno   hendakmemberikan tempat kepada PKI. Nasinalisme, Islam dan Marxisme, fikirannya sebelum Indonesia Merdeka mau direalisinya sekarang. Setiap pemimpin  revolusi yang hidupnya berada dalam ancaman  akan segera menyadari bahwa  dia terkurung dalam umurnya yang terbatas di dunia ini. Karena itu Sukarno segera bertindak , dimunculkannya konsepsi presiden yang kemudian menuntut kembalinya UUD 1945. 

Dan ini merupakan kerangka  Demokrasi Terpimpin. Sistem demokrasi terpimpin didasarkan pada aliansi  antara partai-partai termasuk PKI. Tentara dan presiden sebagai pihak ketiga. Biarpun Demokrasi Terpimpin menjamin demokrsi dan pimpinannya diterima secara popular , namun semuanya mengandung kelemahan-kelemahan dalam dirinya. Sebab akhirnya segala sesuatu akan tergantung pada presiden yang mempraktikan politik perimbangan.
Sedangkan seorang presiden adalah  manusia yang terkungkung dalam batasan umur. 

Selama presiden masih diperkirakan mampu melanjutkan hayatnya  dan masih lama menguasai keadaan maka sistemnya  diharapkan tetap kokoh.
Akan tetapi sekali tanda-tanda  penyakit timbul , sistem Sukarno pun mulai goncang, Hal ini mungkin bisa menjelaskan  ketidak tentraman  Sukarno sejak tahun-tahun 1960-an. Dia mondar-mandir  melakukan  perjalanan ke  luar  negeri, berpesta pora, segalanya diperbuat  untuk menunjukan bahwa  dia belum mendekati akhir hayatnya dan masih sehat. Akan tetapi  makin lama makin banyak orang melihat tanda-tanda  ketuaan pada Soekarno yang semakin berumur.  Semuanya berproses terus dan akhirnya  menjadi sebab  langsung kejatuhannya dalam tahun 1965.

Peranan  Sukarno  dalamsejarah Indonesia  terlihat paling besar  pada saat-saat adanya kemacetan. Dalam tahun 1927 tampilnya Sukarno ke depan  menolong pergerakan nasional dan memberikan arah  dan arti baru. Pada saat pembentukan Negara Indonesia sekalilagi pidato Pancasilanya memecahkan pertentangan-pertentangan antar berbagai golongan. Pada  saat kehidupan politik  macet  karena perpecahan partai-partai ancaman kup  di daerah-daerah  peranan Sukarnodengan konsepsi presiden berdasarkan UUD 1945 sekali lagi terlihat. Penyatuan Irian Barat dengan Indonesia  dapat dikatakan jasanya  dan hasil  keuletan pendapatnya.

Yang demikian menyolok  mengenai Soekarno adalah bahwa dia  beridri sendirian dan tidak dikelilingi oleh kawan-kawan yang sebanding, Soekarno tidak memiliki tangan kanan dan tangan kiri yang terpercaya. Pada akhirnya  Soekarno hanya memiliki sekutu-sekutu, fraksi-fraksi, teman atau pengikut serta pengagum bukannya partner. Ada semacam keagungan melihat tokoh revolusi ini  mencoba memberikan arah kepada jalannya  revolusi, tetapi dia di sana  berdiri sendiri lagi sedangkan segala arus menentangnya.

Sinar sang Putera Fajar ini mulai meredup tatkala meletus aksi G30S/PKI. Penyebabnya adalah keputusan beliau yang menolak membubarkan PKI karena bertentangan dengan paham Nasakom (Nasional, Agama, dan Komunisme).

Seiring dengan itu kesehatannya pun memburuk. Sang Proklamator didiagnosa mengidap gangguan ginjal dan disarankan untuk menjalani langkah medis namun menolak dan memilih untuk tetap menjalani pengobatan tradisional.  Lima tahun kemudian, tepatnya 21 Juni 1970, Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya. Beliau dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon